SUKA DAN DUKA SEKOLAH ONLINE SMP LABSCHOOL JAKARTA

 

SUKA & DUKA SEKOLAH ONLINE SMP LABSCHOOL JAKARTA

Kemal Al Ghifari 8B/20





 

Awal pada saat saya masih sd saya memang sudah tertarik dengan Smp Labschool Jakarta. Mengapa saya sudah tertarik , karena waktu itu saya pernah mengikuti lomba matematika yang diadakan oleh labschool. Dari situ saya mulai tertarik untuk masuk ke sekolah ini karena fasilitsnya dan juga terkenal bahwa yang masuk sini itu anaknya pintar – pintar. Lalu, saya coba tes untuk masuk ke Smp Labschool Jakarta. Awalnya saya kira saya tidak lolos tetapi kenyataan berkatan lain. Pada hari itu saya sangat senang karena saya keterima di labschool. Tiba – tiba saja ada virus yang Bernama corona masuk ke negeri kita tercinta yaitu Indonesia. Lalu virus ini , serentak dinyatakan oleh WHO (World Health Organization) Sebagai Pandemi di seluruh dunia. Akhirnya pada saat saya duduk di Smp kelas 1 semua pembelajaran dilakukan secara online atau biasa disebut oleh banyak orang dengan sebutan daring. Awalnya saya pikir sekolah online itu menyenangkan tetapi juga dapat membuat proses belajar mengajar tidak kondusif dan efisien. Karena belajar secara online itu hanya meberikan tugas tanpa penjelasan materi yang jelas. Tetapi, berbeda dengan Smp labschool Jakarta. Mereka tetap belajar seperti biasanya di sekolah offline. Mulai dari masuk sekolah lewat zoom pukul 07.00 sampai zuhur pukul 12.00. Mungkin saya adalah orang yang beruntung masuk ke sekolah ini. Karena, banyak di luar sana anak – anak yang sekolah online tapi hanya diberikan tugas oleh gurunya tanpa diberikan penjelasan materi yang jelas. Jadi, saya sangat bersyukur dapat sekolah di Smp labschool Jakarta ini. Awal mula saya masuk sekolah di Smp Labschool Jakarta saya mengikuti kegiatan yang diadakan yang Bernama MPLS ( Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah). Disana kita dikenalkan budaya dan system belajar yang diterapkan oleh Smp Labschool ini. Banyak narasumber yang diundang ke acara ini. Setelah selesai pembelajaran ini kami pun siswa siswi baru sekolah normal seperti biasanya. Saya mendapat kelas 7F yang wali kelasnya adalah Pa Rosiman dan Bu Ita. Mereka berdua membimbing kita melaluinpelajaran online selama setahun dengan sangat baik. Kadang kalua kita lagi ada masalah mereka turut membantu dalam acara seperti lomba – lomba yang diadakan di dalam maupun di luar Smp Labschool Jakarta. Kita tahu bahwa Labschool mempunyai ekskul yang banyak dan beragam. Setelah kakak Osis memperkenalkan budaya dan ekskul yang ada di Labschool. Bu Ita langsung menyarankan untuk mengadakan pemilihan ketua kelas. Ada 2 orang anak yang langsung mengajukan diri untuk menjadi ketua kelas. Yang pertama ada Attara Dhia (teman sekolah sd-ku), Yang kedua ada Langit( perempuan).Setelah itu Pak Rosiman memberi tahu bahwa yang memilih Attara dengan lambang tepuk tangan dan yang memilih Langit dengan lambang jempol. Setelah itu, Pemilihan berlangsung dengan adil, dan yang terpilih menjadi ketua kelas adalah Attara yang didampingin Langit sebagai wakil ketua kelas. Kita semua diberi pengetahuan dengan baik sehingga kita mampu menyelesaikan kelas 7 dengan nilai yang cukup memuaskan. Di Labschool ini teman temannya memang baik – baik dan semua gampang diajak berkenalan. Awal saya masuk kelas ini saja saya langsung mendapat banyak teman main game online. Tetapi , memang lebih enak berteman secara offline. Lanjut saya naik ke kelas 8. Di kelas 8 saya mendapat wali kelas hanya seorang diri Bernama Pak Ahmad Mulyadi yang sering kita panggil Pa Adi. Pa Adi tidak kalah baik dengan Wali kelas 7. Ternyata , memang semua guru di Smp Labschool Jakarta itu ternyata ramah orang nya dan baik baik.

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Pengalaman PTM Di SMP Labschool Jakarta

Rangkuman Bab 2 Buku Informatika